Berjudul : LAYONSARI DAN JAYAPRANA
Di sebuah negeri Kalianget
Bali hiduplah seoarangkeluarga miskin. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami
istri dan memiliki dua anak laki-laki dan dua anak prempuan. Kehidupan keluarga
tersebut sanggat seraba kekurangan, sampai pada akhirnya desa yang mereka
tempati terkena suatuwabah penyakit. Yang menyebabkan empat orang kelurganya
itu meninggal dunia. Satu-satunya yang masih hidup adalah si anak laki-laki
bungsu yang bernama Jayaprana yang saat itu masih kecil.
Jayapraba menjadi seorang
anak yatim piatu. Oleh karena dia tidak kuat untuk hidup sendiri, Jayaprana
memberanikan diri untuk pergi ke suatu kerajaan untuk mengadap Raja Kalianget
memhon agar di agat sebagai abdi kerajaan. Dan di kabulakan permintaan
Jayaprana oleh Raja Kalinget. Ia seorang abdi yang sangat baik dan rajin tiap
pagi-pagi sekaliia sudah berangkat untuk menjalankan tugas-tuganyasebagai abdi
Raja. Dan ia menjadi abdi kesayangan Raja.
Waktu terus berjalan
Jayaprana tumbuh menjadi pemuda yangsangat tampan, sampai-sampa dayang kerajaan
pun terpikat dengan ketampanan Jayapran. Dan seketika Raja memberi Jayapran
kesempatan untuk memilih pendamping hidup dari salah satu dayang-dayang
kerajaan, tetapi Jayaprana menolak permintaan sang Raja dan lebih memilih untuk
memilih kekasih dari luar istana.
Lalu Jayaprana memutuskan
untuk pergi kepasar di sana Jayaprana melihat gadis yang lalu-lalang utuk lewat
di depannya. Tak beberapa lama kemudian tampak dari kejauhan seorang gadis yang
berparasyang cantik serta senyum manis dan mempesona. Si gadis berjalan
menujupasar sambil menunduk malu-malu. Jayapran pun terpana melihat kecantikan
gadis itu.
Kecantikan paras Loyansari
benar-benar memikat Jayaprana. Pandangannya terus menggikuti gadis itu sampai
lewat di depannya. Dan Layonsari pun merasa di perhatikan Jayaprana
tiba-tiba Loyansari mengalihkan pandagan
kepada Jayaprana. Pandangan pertama itu membuat mereka jatuh hati. Jayaprana
sebagai anak muda tidak ingin cinta nya kadas di tengah jalan, demikian yang
dirasakan oleh sang gadis itu. Tak ingin ketinggalan jauh tentang gadis itu
jayaprana segera mencari informasi tentang gadis itu. Setelah memperoleh
keterangan bahwa gadis itu bernama Layonsari, putri jero Bendesa dari Banjar
Sekar. Ia pun segera kembali ke istana untuk melapor kepda Raja Kalinget.
Mendegar laporan itu Raja Kalinget segera menulis sepucuk surat kepada Jero
Bandesa. Ke esokan hari Jayaprana pergi mengantar surat ke ruman Jero Bandesa.
Setelah mengetaui isi surat tersebut Jero Bandesa setuju bila putri nya menikah
dengan Jayaprana.
Setelah itu jayaprana meminta
izin kepada Jero Bandesa untuk kembali ke istana untuk menyampaika n berita
tersebut kepada Raja Kalinget. Medegar laporan itu Raja Kalianget langsung
mengumumkan pernikahan Jayaprana dengan Loyansari kepada kelurga istana yang
akan dilaksanakan selasa legi. Saat hari pesta perkawinan itu tiba ia dengan
para patih dan punggawa istana menuju rumah Jero Bandesa untuk menjeput calon
istrinya, setelah melalui berbagai upacara, keduanya diiringk ke istana
menggunakan joli, untuk memohon restu kepada Raja Kalianget. Sesampai di istana
mereka memberi hormat kepada Raja Kalianget. Saat itu Raja Kalianget terpesona
dengan kencatikan Loyansari, dan Raja Kalianget jatuh hati pada isrti abdinya.
Dan situ munculah niatan buruk Raja
Kalianget untuk merebut Layonsari dari Jayaprana.
Setelah pesta perkawinana itu
Jayaprana dan Layonsari meminta izin
kepada Raja Kalianget untuk kembali kerumahnya. Setelah mereka pergi
Raja Kalianget menggumpulkan patihnya untuk meminta pertimbangan untuk
mengahabisi nyawa Jayaprana. Mendeggar ucapan Raja patih yang bernama I
Saunggaling memberikan pertimbagan bahwa raja harus menitahkan Jayapranapergi
le CelukTerima untuk menylidiki perahu yang hancur dan orang Bajo yang
menembakbinatang di kawasan pengulan. Siasat ini agar mereka bisa menghabisi
nyawa Jayaprana. Tanpa curiga Jayapran
langsung menerima perintah sang raja. Setelah itu ia pulang ke rumah dan
mencritakan kepada istrinya soal kepergianya, tetapi sang istri menolak
permintaan sang suami, karena Loyansari mendapat firasat buruk. Karan firasat
burut itu Layonsari agar Jayaprana membaltalkank keberangkatanya ke Celuk
Terima.
Keesokan harinya Jayapran
pergi ke Celuk Terima bersama prajurit dan melewati hutan yang sangat lebat dan
di situlah Jayaprana di bunuh oleh prajurit atas printah Kalianget. Setelah itu
Saunggaling bersama rombogan nya kembalike istana untuk menyampaikan bahw
Jayapran tewas di serang perampok. Mendegar berita itu Loyansari tidak lagsung
mempercayai. Ia tahu bahwa pembunuh suami y adalah Raja Kalianget, tapi ia tak
berani untuk melawan karna ia seorang diri.
Kesokan hari Raja Kalianget
datang kerumah Loyansari untuk berpura-pura sedih mengucpkan rasa duka kepada
Loyansari. Setalah itu ia merayu Loyansari untuk bisa di jadikannya seorang
selir. Dan Loyansari menolak perintah Raja, ia pun di seret oleh Raja dan
Loyansari menggabil keris yang ada di pinngang Raja Kalianget dan menusukan nya
kedirinya seketika Loyansari terjatuh dan meniggal. Melihat Loyansari tewas
Raja Kalianget menjadi kalap. Ia langsung menyerang setiap orang yang
mendekatinya. Kejadian itu berlansung berhari-hari, sehingga banyak korban karena tikaman kerisnya. Perilaku Raja
benar-benar meresahakan rakyat, dan akhirya raja di tangkap dan dimasuakn ke
dalam penjara.
Komentar :
Karya sastra Bali mempuyai
sudut pandang yang jelas dan mempuyai tatan bahasa yang sangat mudah mengerti.
Cerita Jayaprana dan Loyansari ini mempuyai suatu cerita yang sangat menarik dan ulasan cerita sangat membuat
terharu. Cerita ini sangat mempuyai kesan dan pesan yang bermakna yaitu kesetian
Loyansari terhadap Jayaprana yang tak bisa
0 komentar:
Posting Komentar